Darmin Nasution Ingatkan soal Bahaya Bank Sakit

JAKARTA, vozpublica.id - Mantan menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan keberadaan bank-bank sakit akan membahayakan ketahanan sektor keuangan Indonesia. Apalagi, kondisi ini di tengah krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Darmin mengatakan, secara umum berbagai indikator penting perbankan memang terlihat masih sehat. Rasio kecukupan modal atau Capital adequacy ratio (CAR) misalnya masih berada di sekitar 22 persen pada Mei lalu.
Kemudian rasio kredit bermasalah juga meski naik dari sekitar 2 persen menjadi sekitar 3 persen, tetapi masih di level aman. Pertumbuhan kredit juga, meski melambat dari sekitar 5 persen menjadi sekitar 3 persen, tetapi tetap tumbuh positif.
Jika melihat indikator tersebut, menurut Darmin, ketahanan sektor perbankan masih kuat. “Persoalannya, indikator-indikator tersebut adalah indikator agregatif, dia tidak menggambarkan setiap bank yang ada di dalamnya,” ujar Darmin hari ini dalam webinar terkait ketahanan sektor keuangan di Indonesia oleh Iconomics di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Tanpa menyebut jumlah dan nama bank, Darmin mengatakan, saat ini ada sejumlah bank dalam kondisi sakit. “Saya kira sangat berisiko membiarkan bank tetap hidup padahal sakit. Bank sakit yang dibiarkan hidup itu seperti orang yang berdiri hampir tenggelam sampai di bibir. Kalau begitu tinggal ada gangguan kecil, tenggelam dia,” ujarnya.
Darmin mengatakan, saat menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI), pengawasan bank masih berada di otoritas moneter. Saat itu, banyak instrumen yang bisa digunakan BI sehingga tidak ada satu pun bank yang dalam kondisi sakit.
“Kalau kita bisa membangun situasi seperti itu di dalam jaring pengaman sektor keuangan, maka kita tidak perlu terlalu khawatir,” ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk