Rupiah Sepekan Terkoreksi 0,82 Persen, Diprediksi Sentuh Rp16.800 per Dolar AS Pekan Depan

Sementara itu, Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi menyebut, pelemahan Rupiah didorong oleh sentimen eksternal dan domestik.
Secara global, ketidakpastian meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif perdagangan baru, termasuk tarif 100 persen untuk semua impor farmasi, yang memicu gerakan risk-off di pasar keuangan.
"Selain itu, data produk domestik bruto kuartal kedua menunjukkan ekonomi AS tumbuh jauh lebih cepat dari perkiraan, sementara data klaim pengangguran mingguan juga menunjukkan beberapa perbaikan,” tulis Ibrahim dalam risetnya.
Dari sisi domestik, sentimen diperburuk oleh prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025.
Perekonomian diperkirakan hanya tumbuh 0,95 persen quarter-to-quarter (q-t-q), penurunan tajam dari pertumbuhan 4,04 persen q-t-q di kuartal sebelumnya.
Berdasarkan analisis kondisi ini, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang Rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.730-Rp16.800 per dolar AS.
Editor: Aditya Pratama