Tarif Ojol Naik Berpotensi Sumbang 0,14 Persen Inflasi

JAKARTA, vozpublica.id - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda memperkirakan, kenaikan tarif ojek online (ojol) akan memicu naiknya inflasi. Menurut dia, akan menyumbang inflasi sebesar 0,14 persen dari total inflasi Indonesia.
"Inflasi transportasi per Juli 2022 sudah cukup tinggi, di mana secara tahunan sudah di level 6,65 persen, tertinggi kedua setelah makanan, minuman, dan tembakau," kata dia dalam acara Polemik Trijaya FM dengan topik 'Mencari Titik Tengah Polemik Kenaikan Tarif Ojek Online' secara daring, Sabtu (27/8/2022).
Dia mengatakan, upaya pemerintah menjaga inflasi tetap rendah, seperti dengan mengalokasikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) hingga pangan menjadi kontradiktif karena kenaikan tarif ojol akan memberatkan masyarakat. Menurutnya, pemerintah belum mempertimbangkan berbagai aspek atau sisi lain dari kebijakannya tersebut.
Lebih lanjut Nailul menuturkan, kenaikan tarif ojol selain akan mengerek inflasi, juga akan mendorong masyarakat pengguna ojol beralih ke moda transportasi lain atau kendaraan pribadi.
"Ada mekanisme di mana ketika misalnya yang naik ojol move ke angkot. Kemudian permintaan angkot meningkat, ketika permintaan itu meningkat, otomatis industri angkot menaikkan harga. Itu secara logika ekonominya seperti itu. Permintaan meningkat sudah pasti harga meningkat," tutur Nailul.