Dari Warung ke Pemasok Program MBG, Ini Perjalanan Jane Katang Dibantu BRI

Keberhasilan Jane Katang menjadi bukti nyata bagaimana kemitraan antara UMKM dan lembaga keuangan dapat menciptakan dampak sosial berkelanjutan. Tidak hanya mendukung pertumbuhan usaha, tetapi juga memberi manfaat langsung kepada masyarakat, khususnya anak-anak sekolah.
Meski demikian, menjalankan usaha di daerah kepulauan tentu tidak lepas dari tantangan. Jane mengaku bahwa memasok bahan pangan segar masih menjadi pekerjaan yang menuntut ketelitian dan konsistensi.
“Buah-buahan banyak saya datangkan dari Kota Manado karena belum semua tersedia di sini. Tantangannya, kalau telat sedikit bisa rusak, jadi saya harus benar-benar perhitungkan jadwal kapal dan daya tahan stok," ucapnya.
Untuk menjaga kualitas gizi yang diterima anak-anak, Jane menegaskan bahwa ia tak hanya memikirkan soal pasokan dari luar pulau. Ia juga membeli langsung bahan baku lain dari pasar lokal di Siau.
"Ini jadi bagian dari tanggung jawab saya supaya dapur bisa terus berjalan dan anak-anak tetap dapat gizi lengkap. Sementara untuk bahan baku lain seperti sayur dan ikan, saya belanjakan langsung dari pasar Siau,” tutur dia.
Di sisi lain, BRI terus memperkuat peran strategisnya dalam membina UMKM lokal. Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa dukungan BRI tidak hanya sebatas pembiayaan, tapi juga menjadi bagian dari penguatan program-program prioritas nasional.
“Program MBG membutuhkan rantai pasok yang mampu menjamin kesinambungan suplai dengan jumlah dan standar yang memadai. Usaha Aiko Maju menunjukkan bahwa pelaku UMKM dapat menjawab tantangan tersebut secara profesional, bahkan dalam kondisi geografis yang menantang. Dukungan terhadap Aiko Maju merupakan contoh nyata dari strategi BRI dalam memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan sekaligus mendukung keberhasilan program strategis,” pungkas Hendy.
Editor: Puti Aini Yasmin