JAKARTA, vozpublica.id - Pengembangan dan riset (Research and Development/R&D) merupakan bagian paling penting bagi perusahaan teknologi di dunia. Salah satunya produsen smarthpone asal China, Vivo.
Untuk menciptakan produk mutakhir, Vivo telah membangun sembilan pusat pengembangan teknologi di sejumlah negara. Kesembilan pusat riset tersebut, adalah di China (Shenzen, Dongguan, Nanjing, Beijing, Shanghai, Hangzhou), Taiwan, Jepang (Tokyo), dan Amerika Serikat (San Diego).
Pusat R&D tersebut fokus pada pengembangan komunikasi 5G, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk produk elektronik, desain industrial, dan teknologi pencitraan.
“Sejak dulu Vivo selalu memosisikan riset dan teknologi sebagai kekuatan pendorong utama menghasilkan produk inovatif dan meningkatkan kemampuan teknis, sehingga dapat mempersembahkan pengalaman teknologi baru kepada konsumen,” ujar Senior Brand Director vivo Indonesia, Edy Kusuma dalam keterangan tertulisnya kepada iNews.id.
Jajaran produk canggih yang telah diciptakan perusahaan, antara lain Vivo X1, smartphone pertama di dunia dengan Hi-Fi quality audio chip pada 2012. Kemudian, X5 sebagai smartphone paling tipis di dunia pada 2014, hingga Vivo V15 sebagai smartphone pertama dengan 32MP Pop-Up Camera yang diluncurkan pada 2019.