Selain tunggal putra dan putri, ganda putra Leo/Bagas juga menjadi perhatian serius. Pasangan ini gugur di babak 16 besar setelah kalah telak dari Kim Won Ho/Seo Seung Jae asal Korea Selatan dengan skor 21-17, 9-21, dan 4-21. Penampilan inkonsisten membuat mereka jadi bahan evaluasi mendalam.
“Sedangkan untuk Leo/Bagas saya akan mengadakan evaluasi dengan pelatihnya karena performa mereka di Kejuaraan Dunia ini tidak sesuai dengan harapan kami,” ujar Eng Hian.
Pernyataan tegas ini menandakan PBSI tidak akan memberikan toleransi jika performa mereka tidak segera membaik. PBSI menilai sektor ganda putra adalah salah satu andalan Indonesia di level dunia. Jika Leo/Bagas tidak segera memperbaiki konsistensi, posisinya bisa terancam oleh pasangan muda lain yang terus berkembang.
Meski hasil Kejuaraan Dunia mengecewakan, PBSI langsung menatap ke depan. Eng Hian menegaskan seluruh pemain harus segera fokus menghadapi tur Asia, mulai dari Hong Kong Open (9–14 September), China Masters (16–21 September), hingga Korea Open (23–28 September).
Bagi Ginting dan Gregoria, tiga turnamen ini menjadi kesempatan emas untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa bersaing di level atas. Sementara bagi Leo/Bagas, performa solid sangat dibutuhkan agar bisa mengembalikan kepercayaan PBSI.
Eng Hian menutup dengan penegasan bahwa evaluasi ini bukan sekadar kritik, tetapi peringatan sekaligus motivasi agar para pemain senior tidak terlena. “Kami ingin mereka benar-benar kembali ke jalur terbaiknya. Saatnya membuktikan di turnamen berikutnya,” pungkasnya.