"Pricing tinggi kenaikannya rata-rata 80-100 persen. Untuk bus di area area Jawa Tangah memang kenaikannya hingga 100 persen. Misal dari biasa Rp270.000 sekarang naik jadi Rp450.000," katanya
Sani menilai sebenarnya ini tidak menjadi keuntungan besar. Sebab, di hari biasa tarif normal sebenarnya adalah Rp300 ribuan. Namun, karena persaingan ketat mereka berusaha menekan harga jadi sekitar Rp270.000.
"Belum lagi arus baliknya penumpang kosong. Kenaikan tarif ini juga untuk menutupi (subsidi) kerugian penumpang kosong," ujarnya.