JAKARTA, vozpublica.id - Produsen otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) bakal menutup pabriknya. Mereka menyiapkan dana 4 miliar euro atau setara Rp67,5 triliun sebagai pesangon atas pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15.000 karyawan.
Analisis perusahaan pialang, Jeffries memperkirakan dalam kuartal keempat tahun ini rencana tersebut akan direalisasikan Volkswagen. Mereka sedang mempertimbangkan menutup pabrik di Jerman, untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Ini dilakukan untuk memangkas biaya operasional yang semakin tinggi setiap tahun. Terlebih, mereka juga kesulitan untuk bersaing melawan produsen otomotif Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, maupun China.
VW juga mempertimbangkan untuk menutup dua atau tiga pabrik dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai informasi, sebanyak 120.000 dari 200.000 karyawan merek Volkswagen berbasis di Jerman.
"Alasan untuk mengubah nama VW bukanlah hal baru, namun rasa urgensi dan tekad manajemen untuk mengatasi kelebihan kapasitas dan pola belanja adalah hal yang baru. Ada risiko gangguan pabrik, namun serikat pekerja hanya dapat mogok karena gaji, bukan penutupan pabrik atau PHK jika hal tersebut tidak dilindungi kontrak," tulis Jeffries.
Salah satu perusahaan otomotif tertua itu akan mengeluarkan anggaran 3 miliar euro hingga 4 miliar euro pada kuartal keempat. VW sendiri pada pekan lalu mengakhiri skema jaminan kerja yang telah berlangsung lama untuk enam pabriknya di Jerman.
"Tiga hari di jalan di Amerika Utara dengan manajemen membuat kami yakin tidak ada rencana B yang akan mengesampingkan pengurangan kapasitas produksi serta melakukan PHK," ujar Jeffries menangkap apa yang disampaikan eksekutif Volkswagen.