MEDAN, vozpublica.id – Jumlah warga miskin di Sumatera Utara (Sumut) melonjak hingga 29.300 jiwa dalam kurun waktu enam bulan periode September 2024 hingga Maret 2025. Hal ini berdasarkan data resmi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada Jumat (25/7/2025).
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mencapai 1,14 juta jiwa, bertambah sekitar 29,3 ribu jiwa dibandingkan September 2024,” ujar Statistisi Ahli Utama BPS Sumut Misfaruddin, saat konferensi pers di Kota Medan, Jumat (25/7/2025).
BPS mencatat persentase penduduk miskin naik dari 7,19 persen menjadi 7,36 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding kondisi September 2024. Kenaikan terjadi baik di wilayah perkotaan (dari 7,01 persen menjadi 7,10 persen) maupun perdesaan (dari 7,44 persen menjadi 7,71 persen).
Sementara itu, garis kemiskinan di Sumut pada Maret 2025 mencapai Rp666.546 per kapita per bulan, dengan 76,49 persen di antaranya berasal dari kebutuhan makanan. Sisanya, 23,51 persen berasal dari pengeluaran non-makanan seperti perumahan, transportasi dan pendidikan.
Komoditas utama yang mendorong angka kemiskinan meliputi kebutuhan dasar seperti beras, rokok kretek filter, ikan tongkol/tuna/cakalang, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Sementara di sisi nonmakanan, pengeluaran paling membebani berasal dari biaya tempat tinggal, bensin, listrik dan pendidikan.
Tak hanya jumlahnya yang meningkat, tingkat kesulitan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan juga makin berat. Hal ini terlihat dari naiknya dua indikator penting yakni Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik dari 1,084 menjadi 1,126. Kemudian Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) naik dari 0,246 menjadi 0,263.