JAKARTA, vozpublica.id - Warga Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara, dilaporkan terkontaminasi logam berat seperti nikel, timbal, dan kadmium akibat aktivitas tambang nikel di pulau tersebut.
Mirisnya, logam berat seperti nikel, timbal, maupun kadmium itu bersifat tidak dapat terurai. Jadi, ketika itu ada di dalam tubuh, dapat menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan, termasuk risiko kematian dini.
Ahli Kesehatan Griffith University Australia dr Dicky Budiman menerangkan, kemungkinan terbesar warga Kabaena terkontaminasi akibat debu yang mengandung logam berat, air yang tercemar, hingga makanan laut yang ikut terkontaminasi.
"Padahal yang namanya air laut atau makanan laut adalah dapur masyarakat pulau Kabaena. Jika alam yang mereka tempati terkontaminasi, ya, warganya berpotensi ikut terkontaminasi," papar dr Dicky saat dihubungi vozpublica.id, Minggu (8/6/2025).
Menurut laporan Satya Bumi yang melakukan biomonitoring berbasis urin terhadap sebagian warga Bajau, ditemukan adanya logam berat itu dalam urin warga.
Nikel misalnya, konsentrasi nikel dalam urin penduduk Kabaena berkisar antara 4,77 hingga 36,07 µg/L, dengan rata-rata 16,65 µg/L. Nilai ini jauh melampaui kadar normal pada populasi umum.
"Dengan kata lain, masyarakat Kabaena terpapar nikel sebesar 5 hingga 30 kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum," papar laporan Satya Bumi.
"Fakta ini menunjukkan adanya paparan lingkungan yang ekstrem, yang tidak hanya merata secara geografis tetapi juga intens secara biologis," tambah laporan tersebut.