JAKARTA, vozpublica.id - Pakar pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa memprediksi kenaikan harga beras akan terus terjadi sepanjang 2025. Sebab, produksi beras konsumsi dalam negeri pada 2025 menjadi yang terendah selama tiga tahun terakhir.
Dwi memaparkan, produksi beras konsumsi tahun ini diperkirakan hanya mencapai 33,9 juta ton. Sebagai perbandingan, ketersediaan beras mencapai 34,14 juta ton pada 2023 yang terdiri dari produksi 31,1 juta ton dan impor 3,06 juta ton. Sementara pada 2024, meskipun produksi menurun menjadi 30,62 juta ton, tambahan impor sebesar 4,5 juta ton membuat ketersediaan meningkat menjadi 35,12 juta ton.
"Kalau penghitungan saya betul, maka ketersediaan beras untuk konsumsi tahun ini terendah selama 3 tahun terakhir menjadi hanya 33,9 juta ton," kata Dwi dalam diskusi publik bersama Ombudsman, Selasa (26/8/2025).
Dia mengatakan, produksi beras yang rendah itu dapat berdampak pada kenaikan harga.
"Sehingga kalau penghitungan saya betul maka pasti akan ada masalah terkait harga," tutur dia.
Dwi menekankan pentingnya reformasi tata kelola pangan nasional dengan mengedepankan empat prinsip utama atau golden rule.