Ngabalin juga menyampaikan pesan moral terkait etika dalam berperilaku. Ia menegaskan bahwa manusia diberi akal dan nafsu, dan keduanya harus seimbang agar tidak tergelincir dalam perilaku destruktif.
Menurutnya, jika akal mendominasi nafsu manusia, maka perilakunya menjadi malaikat. Namun sebaliknya, jika nafsu yang menguasai akal, maka perilakunya akan seperti setan dan bejat.
Dia kembali mengajak masyarakat agar mencari penghidupan dengan cara yang baik dan beradab. "Please cari uang yang beradab, cari uang yang halal, please cari uang yang halalan toyyiban. Jangan begitulah, ini mantan petinggi Republik, orang maju, bagus," kata Ngabalin.
Selama bertugas di Kantor Staf Kepresidenan, Ngabalin mengaku belum pernah menyaksikan Presiden Jokowi menunjukkan amarah atau sikap emosional. "Seumur saya bertugas di KSP, tak sekalipun saya melihat pandangan dan gesture Presiden menunjukkan kemarahan. Begitu teduhnya memimpin, punya kearifan kemampuan leadershipnya luar biasa, kok bisanya," ungkapnya.
Ngabalin juga menilai, tuduhan ijazah palsu telah melukai sisi pribadi Presiden, meskipun tak ditunjukkan secara eksplisit dalam sikapnya sehari-hari.
"Ini pasti melukai relung-relung hatinya," ujarnya.