Dia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Papua Tengah dipengaruhi adanya udara dingin dari Australia.
“Yang menjadi masalah pada periode Juli sampai Agustus ini itu di Australia itu kan Winter. Nah ini ada pengaruh udara dingin ini sampai ke sana," katanya.
Selain itu, kata Aam, wilayah Papua merupakan dataran tinggi sehingga udara dingin di malam hari akan membawa kabut es. Akibatnya merusak tumbuhan khususnya umbi-umbian yang menjadi sumber makanan utama masyarakat Papua.
“Jadi ketika di daerah dataran tinggi Papua itu udaranya sangat dingin pagi-pagi atau malam itu ada kabut sangat dingin kabut es dan biasanya di tanah itu seperti yang terjadi di Dieng itu ada butiran es, ada kabut upas jadi ada butiran es, nah ini yang kemudian membuat tumbuhan (rusak),” kata Aam.