GARUT, vozpublica.id - Bupati Garut Abdusy Syakur Amin menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam atas tragedi makan gratis saat pesta pernikahan Maula Akbar dan Luthfianisa Putri Karlina. Insiden ini menelan tiga korban jiwa dan menyebabkan 23 warga lainnya pingsan akibat sesak napas saat berdesakan.
Acara yang digelar di Alun-Alun Garut ini semula dirancang sebagai ajang syukuran terbuka. Namun, ribuan warga memadati lokasi sejak pagi sebelum gerbang dibuka, Jumat (18/7/2025)
“Kami sangat berduka atas musibah ini. Atas nama pribadi dan jajaran Pemerintah Kabupaten Garut, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya,” ucapnya saat konferensi pers di Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025).
Menurut Bupati, insiden ini menjadi pukulan berat bagi pemerintah daerah. Dia menyebut, antusiasme warga melebihi ekspektasi panitia.
“Antusiasme warga sangat tinggi. Mereka datang sejak pagi sudah ada di lokasi, ingin ikut bergembira bersama. Tapi ternyata jumlahnya di luar dugaan kita,” katanya.
Padahal kata Syakur, pintu gerbang baru dijadwalkan dibuka pukul 13.00 WIB seusai Salat Jumat. Namun warga sudah memadati area sejak pagi hari.
Bupati menyebutkan, kericuhan dipicu saat warga saling dorong dalam antrean makanan gratis. Kepadatan menyebabkan warga sesak napas hingga pingsan.
“Situasi di lapangan memang cukup padat. Ada lansia dan anak-anak yang kesulitan bernapas,” ujarnya.
Sebagian besar korban pingsan sudah ditangani petugas medis dan diperbolehkan pulang.
“Yang 23 itu sebagian besar yang pingsan sudah mendapat penanganan dan diizinkan pulang,” ucapnya.
Dari tiga korban jiwa, satu di antaranya anggota Polres Garut. Dia gugur saat mengatur arus massa di pintu masuk acara.