TEL AVIV, vozpublica.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen menyebut kerangka kerja kesepakatan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan terlaksana pada awal tahun depan. Dia mengklaim, kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) itu merupakan kemajuan dari negosiasi kompleks yang sudah berlangsung.
Menurut Cogen, kesenjangan yang menjadi penghalang negosiasi normalisasi hubungan sudah bisa diatasi. Arab Saudi memberikan syarat normalisasi hubungan dengan Israel, salah satunya isu Palestina.
“Kesenjangan ini bisa dijembatani. Ini akan memakan waktu, tapi ada kemajuan. Saya kira pasti ada kemungkinan, pada kuartal pertama 2024, 4 atau 5 bulan lagi, kita akan berada pada titik di mana rincian (kesepakatan) diselesaikan,” kata Cohen, dalam wawancara dengan Army Radio, seperti dilaporkan kembali Reuters, Kamis (21/9/2023).
Normalisasi hubungan diplomatik Arab Saudi dan Israel bakal mengubah kondisi Timur Tengah secara drastis. Di sisi lain Saudi juga menormalisasi hubungan dengan Iran. Selain itu Suriah kembali diterima di Liga Arab. Seperti diketahui Iran dan Suriah merupakan musuh bebuyutan Israel.
Di New York, Presiden AS Joe Biden menyuarakan optimisme mengenai prospek perdamaian Saudi-Israel saat bertemu mitranya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Rabu (20/9/2023).
Secara terpisah, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) blak-blakan mengatakan, setiap hari semakin dekat untuk mencapai kesepakatan damai dengan Israel.
Selain isu Palestina, ada masalah lain yang mengganjal normalisasi hubungan Saudi-Israel. Arab Saudi berupaya mengembangkan program nuklir sipil dan meminta bantuan AS. Namun Israel menentang kebijakan itu, belajar dari kasus Iran.