BANGKOK, vozpublica.id – Thailand sedang mempertimbangkan rencana untuk menempatkan personel polisi China di beberapa tujuan wisata populernya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan dari negeri tirai bambu saat melancong ke negeri gajah putih.
Akan tetapi, rencana tersebut telah memicu kontroversi. Beberapa kritikus dalam negeri khawatir hal itu dapat mengganggu kedaulatan Thailand.
The Straits Times melansir, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas rencana kerja sama dengan Kepolisian China itu bersama para pejabat senior kepolisian dan pariwisata Thailand pada Minggu (12/11/2023). Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk menarik lebih banyak pengunjung China.
Untuk diketahui, wisatawan asal China menjadi pengunjung asing terbesar di Thailand sebelum pandemi Covid-19.
“Kami sedang melakukan pembicaraan dengan Kedutaan China mengenai program patroli untuk membawa polisi China ke Thailand,” kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Thapanee Kiatphaibool, kepada wartawan, kemarin.
“Ini akan menunjukkan bagaimana Thailand telah meningkatkan langkah-langkah keamanan, yang akan menjadi dorongan besar bagi kepercayaan wisatawan China,” ujarnya.
Thapanee mengatakan, program serupa pernah berhasil diterapkan di Italia pada masa lalu.
Menurut laporan kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Spanyol, Safeguard Defenders, Italia memang menjadi rumah bagi sejumlah besar kantor polisi rahasia China. Organisasi itu pun menemukan bahwa setidaknya ada 102 kantor polisi semacam itu yang dimiliki China di 53 negara.