JAKARTA, vozpublica.id - Sebuah jet tempur F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh dan menimpa sebuah sekolah di kota Chattogram pada awal pekan ini. Insiden tersebut menewaskan pilot dan melukai beberapa orang di darat. Tragedi ini kembali memunculkan perhatian publik terhadap jenis pesawat yang digunakan oleh militer Bangladesh, terutama karena jet tersebut merupakan buatan China.
Jet tempur F-7 BGI adalah versi modern dari pesawat tempur F-7, yang merupakan lisensi produksi China dari jet legendaris MiG-21 buatan Uni Soviet. Versi BGI yang digunakan Bangladesh adalah varian paling canggih yang pernah diproduksi untuk ekspor.
F-7 BGI terakhir diproduksi pada 2013. Pesawat ini dirancang sebagai pesawat pencegat, secara umum berarti dioptimalkan untuk penerbangan kecepatan tinggi. Namun, lepas landas dan pendaratannya kurang nyaman dibandingkan pesawat bersayap lebih besar.
Fakta bahwa model dasarnya sudah tua bukan berarti tidak aman
Lembaga riset pertahanan yang berbasis di Inggris, International Institute for Strategic Studies (IISS), mengungkap pada awal 2025, Bangladesh memiliki 87 unit pesawat berkemampuan tempur, termasuk beberapa varian F-7
F-7 BGI adalah jet tempur ringan dengan kemampuan supersonik dan teknologi avionik yang ditingkatkan. Pesawat ini dirancang untuk pertempuran udara jarak dekat (dogfight) dan memiliki fitur sebagai berikut: