JAKARTA, vozpublica.id - Sosok Ayesha Farooq, pilot jet tempur perempuan pertama Pakistan, kembali menjadi perhatian publik setelah muncul kabar keterlibatannya dalam pertempuran udara melawan India pada pekan lalu. Meski belum ada konfirmasi resmi, namanya santer disebut-sebut terkait insiden jatuhnya lima jet tempur India baru-baru ini.
Pekan lalu, militer Pakistan dikabarkan berhasil menembak jatuh lima pesawat tempur milik India, termasuk tiga Rafale buatan Prancis, satu Sukhoi Su-30, dan satu MiG-29 buatan Rusia. Pesawat-pesawat tersebut dilaporkan dihantam oleh jet tempur J-10C milik Angkatan Udara Pakistan. Di tengah peristiwa ini, sosok Ayesha Farooq kembali menjadi sorotan netizen.
Meski tidak ada bukti kuat bahwa Ayesha terlibat langsung dalam misi tersebut, banyak yang mengaitkannya karena statusnya sebagai pilot jet tempur perempuan pertama Pakistan yang telah menjalani berbagai misi strategis. Namun, identitas pilot tempur yang menjalankan operasi biasanya dirahasiakan oleh militer, sehingga keterlibatan Ayesha masih menjadi spekulasi.
Lahir di Bahawalpur sekitar 38 tahun silam, Ayesha Farooq telah melewati banyak tantangan sejak kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya setelah kehilangan ayah di usia tiga tahun. Cita-cita menjadi pilot sudah tertanam sejak kecil, meskipun jalan yang harus ditempuh tidak mudah.
Setelah lulus SMA, Ayesha diterima di Akademi Angkatan Udara Pakistan dan pada tahun 2013, ia lulus sebagai pilot jet tempur perempuan pertama dalam sejarah Pakistan. Ia ditugaskan menerbangkan pesawat tempur Chengdu J-7 buatan China bersama rekan-rekan prianya di Skuadron ke-20.