TEL AVIV, vozpublica.id - Israel mempersiapkan rencana untuk menduduki atau memecah wilayah Paletstina, bukan hanya Jalur Gaza, tapi juga Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyetujui rencana pembangunan 3.401 unit permukiman di Ma'ale Adumim, sebelah timur Yerusalem, serta 3.515 unit lainnya di wilayah sekitarnya.
Proyek tersebut bertujuan memecah Tepi Barat menjadi dua bagian, yakni memisahkan Kota Ramallah dan Nablus di utara dari Betlehem dan Hebron di selatan, serta mengisolasi Yerusalem Timur.
Tujuan dari proyek ini juga memupus harapan berdirinya negara Palestina yang sedang diperjuangkan, bukan hanya oleh negara-negara Arab tapi juga sekutu Israel di Eropa seperti Prancis dan Inggris.
"Ini adalah paku terakhir di peti mati gagasan negara Palestina," kata menteri radikal sayap kanan Israel yang juga sekutu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan, Kamis (14/8/2025).
Proyek permukiman ini diperkirakan akan disetujui oleh pemerintahan sayap kanan Israel pekan depan. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun tertunda akibat tekanan internasional.
Palestina mengecam proyek permukiman besar ilegal Yahudi itu yang bertujuan memecah belah Tepi Barat dan mengisolasi Yerusalem Timur.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Palestina mengecam proyek permukiman tersebut dengan menyebutnya sebagai kelanjutan rencana penjajahan dan tentunya bisa membahayakan peluang berdirinya negara Palestina.
Selain itu pembangunan permukiman itu merusak kesatuan geografis dan demografis, serta melanggengkan pemecahan Tepi Barat menjadi wilayah-wilayah terisolasi.