Profil Paetongtarn Shinawatra, PM Thailand yang Pernah Jadi Pelayan Restoran

Cut Mutia Fahira
Paetongtarn Shinawatra, perdana menteri Thailand termuda saat dilantik (Foto: AP)

JAKARTA, vozpublica.id - Profil Paetongtarn Shinawatra, perdana menteri Thailand menarik diketahui. Putri dari penguasaha yang juga mantan PM, Thaksin Shinawatra, itu merupakan perdana menteri termuda dalam sejarah Thailand. 

Nama Paetongtarn mencuat belakangan ini terkait tuduhan skandal bahwa pemerintahnya menawarkan sejumlah uang kepada anggota parlemen Partai Rakyat dalam rangka membeli suara terkait debat mosi tidak percaya. Paetongtarn menegaskan suara para pendukungnya di parlemen masih kuat sehingga tak membutuhkan pihak lain untuk mengamankan jabatannya.

Profil Paetongtarn Shinawatra

Paetongtarn Shinawatra lahir pada 21 Agustus 1986 di Bangkok. Dia menjadi perempuan kedua yang menjabat PM Thailand setelah bibinya, Yingluck Shinawatra.

Paetongtarn lahir dari keluarga pengusaha kaya keturunan China yang menetap di wilayah Chiang Mai. Bisnis keluarganya termasuk telekomunikasi, real estate, dan perhotelan. 

Keluarganya semakin dikenal setelah terjun ke politik.

Ayahnya, Thaksin, digulingkan dari jabatan PM dalam kudeta militer pada 2006 kemudian mengasingkan diri ke luar negeri selama 15 tahun. Pada 2008, Thaksin diadili secara in absentia dan dihukum atas tuduhan korupsi. 

Ibu Paetongtarn, Potjaman Na Pombejra, juga seorang pengusaha, filantropis, serta politikus yang sempat menjabat sebagai pemimpin Partai Pheu Thai.

Pendidikan Paetongtarn

Paetongtarn bersekolah di Saint Joseph Convent School dan Mater Dei School. Tumbuh dalam keluarga politik terkemuka, dia sering menarik perhatian media. 

Pada 2004, saat ayahnya masih menjabat PM, dia menjadi viral karena bekerja paruh waktu di restoran cepat saji McDonald's. 

Suatu hari, Thaksin mendatangi tempat kerja putrinya lalu memberi tahu wartawan bahwa dia ingin anak-anaknya belajar tentang kerja keras.

Paetongtarn kuliah di Universitas Chulalongkorn, menyelesaikan gelar sarjana di bidang ilmu politik, sosiologi, dan antropologi. Saat menjadi mahasiswa pada 2006, terjadi krisis antara ayahnya dan kelompok elite royalis konservatif. 

Para profesor mengkritiknya di depan umum dan para mahasiswa dengan memasang poster yang menyerang ayahnya. Konflik meningkat yang puncaknya kudeta militer menggulingkan Thaksin.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Seleb
2 hari lalu

Aktor Thailand Bright Terima Penghargaan Spesial Indonesian Television Awards 2025

Internasional
6 hari lalu

Nekat, Vlogger Ini Bikin Konten Berhubungan Seksual di Mobil Bak

Internasional
8 hari lalu

Bangkok Gempar! Lubang Raksasa Sedalam 50 Meter Muncul di Depan Rumah Sakit

Kuliner
10 hari lalu

Heboh! Menpar Jadikan Seblak Alat Gaet Wisatawan Internasional

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal