Anwar juga menuduh sejumlah pihak telah menyebarkan narasi bahwa Malaysia dalam kondisi tidak aman dan rakyat hidup dalam keputusasaan. Ia menilai propaganda semacam ini bertujuan menciptakan ketidakstabilan politik dan menjatuhkan pemerintahan sebelum masa pemilu tiba.
“Itulah mantra yang disebarkan, termasuk baru-baru ini di sebuah stadion di Kedah,” ungkap Anwar tanpa menyebut nama.
Sementara itu, kubu oposisi yang tergabung dalam Perikatan Nasional tengah merencanakan aksi demonstrasi besar-besaran bertajuk Turun Anwar pada 26 Juli mendatang. Aksi itu dimaksudkan sebagai tekanan publik agar Anwar mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri. Penyelenggara aksi mengklaim bahwa demonstrasi akan diikuti oleh sekitar 300.000 peserta.
Anwar menanggapi rencana tersebut dengan sikap terbuka terhadap kritik, namun tetap menggarisbawahi pentingnya menjaga tatanan hukum. Ia menolak tunduk pada tekanan yang dinilainya tidak sesuai prinsip demokrasi.
Dengan posisi politiknya yang kian terjepit, Anwar Ibrahim tampak memilih menghadapi tantangan secara terbuka di parlemen. Ia mengajak semua pihak berkompetisi secara konstitusional, bukan dengan mengguncang kestabilan negara melalui aksi jalanan atau manuver di luar hukum.