BOGOTA, vozpublica.id - Jumlah korban tewas akibat ledakan di Akademi Kepolisian Kolombia di Bogota, Kamis (17/1/2019), bertambah menjadi 21 oang. Selain itu sebanyak 68 orang lainnya mengalami luka.
Pemerintah memberlakukan hari berkabung 3 hari akibat serangan terparah di Bogota dalam 16 tahun terakhir tersebut.
Kementerian pertahanan menyebut serangan menggunakan bom seberat 80 kilogram yang dimasukkan ke mobil itu sebagai aksi teror.
"Sangat disayangkan, jumlah awal korban tewas 21 orang, termasuk pelaku serangan ini serta melukai 68 lainnya," demikian pernyataan kepolisian, dikutip dari AFP, Jumat (18/1/2019).
Sebanyak 58 dari korban luka sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit.
Presiden Kolombia Ivan Duque dalam cuitannya mengecam serangan sadis tersebut.
"Semua rakyat Kolombia menolak terorisme dan kami bersatu untuk melawannya," kata Duque.