WASHINGTON DC, vozpublica.id - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar siap untuk melanjutkan kesepakatan yang diusulkan Presiden AS Joe Biden jika Israel menyetujui gencatan senjata permanen di Gaza. Akan tetapi, kelompoknya tidak akan pernah meletakkan senjata.
Hal itu terungkap lewat laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Kamis (6/6/2024), yang mengutip para pejabat tinggi AS. Menurut media itu, sikap tersebut telah disampaikan Sinwar kepada para perunding Arab (Qatar dan Mesir) yang menengahi negosiasi ini.
“Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya atau menandatangani proposal yang meminta hal itu,” ungkap WSJ mengutip kata-kata para negosiator Arab yang menirukan ucapan Sinwar kepada mereka mengenai perjanjian yang diusulkan itu.
Pada Jumat pekan lalu, Presiden Joe Biden mengumumkan proposal gencatan senjata tiga tahap. Proposal itu dikatakan memiliki peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza dan pembebasan para tawanan Israel yang tersisa di Gaza.
Fase pertama mencakup gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari seluruh daerah berpenduduk di Gaza, dan pembebasan beberapa tawanan yang ditahan oleh Hamas, termasuk yang yang terluka, orang lanjut usia (lansia), dan perempuan. Di lain pihak, Israel juga membebaskan warga Palestina yang ditahan dari penjara-penjara zionis.
Fase berikutnya, adalah penghentian permusuhan tanpa batas waktu dengan imbalan pembebasan tawanan yang tersisa. Sementara fase ketiga adalah dimulainya proses rekonstruksi di Gaza yang telah hancur akibat dilanda perang.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya siap menerima gencatan senjata sementara di Gaza selama 42 hari dengan imbalan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas. Namun, dia bersumpah akan melanjutkan serangan setelah itu untuk melenyapkan Hamas.