Peringatan: Konten dalam artikel ini membahas isu sensitif terkait bunuh diri. Jika Anda merasa tertekan secara emosional atau mengalami gejala depresi, segera hubungi psikolog, psikiater, atau layanan konseling kesehatan jiwa terdekat.
SEOUL, vozpublica.id - Kasus bunuh diri di Korea Selatan (Korsel) terus meningkat. Data resmi terbaru menunjukkan angka mencengangkan kasus bunuh diri sepanjang 2024.
Data terbaru pemerintah, seperti dikutip Selasa (30/9/2025), mengungkap bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi bagi kalangan berusia 40 tahunan, menggeser sakit kanker.
Ini merupakan pertama kalinya kasus bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi untuk kalangan usia 40 tahunan sejak pendataan dimulai pada 1983.
Badan Statistik Korsel pada 25 September lalu mengungkap, 14.872 orang meninggal karena bunuh diri sepanjang 2024, naik 6,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut juga menandai jumlah tertinggi dalam 13 tahun.
Angka bunuh diri nasional naik menjadi 29,1 kematian per 100.000 orang, tertinggi sejak 2011 serta hampir 3 kali lipat dari rata-rata Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yaknu sebanyak 10,8 per 100.000 orang.
Jumlah pria yang bunuh diri lebih banyak 2,5 kali lipat dibandingkan perempuan.
Bunuh diri telah lama menjadi penyebab kematian utama di antara warga Korea Selatan pada usia remaja, 20-an, dan 30-an. Namun sekarang mendominasi di antara mereka yang berusia 40-an.
Pada kelompok usia ini, bunuh diri menyumbang 26 persen kematian pada 2024, melampaui kanker dengan 24,5 persen. Pada 2023, kanker masih sedikit melampaui bunuh diri di kelompok usia yang sama.