WASHINGTON, vozpublica.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan menentang rencana Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Serangan itu rencananya akan digelar pada Mei mendatang.
Alasannya, AS sedang dalam perundingan dengan Iran membahas program nuklir Iran. Kedua pihak melakukan perundingan pertama pada Sabtu pekan lalu di Oman dan berlanjut pada akhir pekan ini, kemungkinan di Roma, Italia.
Keputusan itu diambil Trump setelah melalui debat sengit di internal pemerintahannya selama beberapa bulan terakhir. Ada dua opsi yang dipilih, yakni apakah melalui diplomasi atau mendukung Israel dalam upayanya menghambat kemampuan Iran membuat senjata nuklir.
Hasil perdebatan tersebut, setidaknya untuk saat ini, menentang aksi militer terhadap Iran karena negara itu bersedia untuk bernegosiasi. Trump memilih diplomasi daripada tindakan militer.
Trump pada awal April dilaporkan telah memberi tahu Israel mengenai keputusannya untuk tidak mendukung serangan ke Iran. Pernyataan itu disampaikan Trump kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat keduanya bertemu di Gedung Putih.
Pejabat Israel menyusun rencana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran pada Mei. Namun sebelum melaksanakan serangan itu, Israel meminta dukungan kepada AS karena negara itu tak bisa melakukannya sendiri.
Menurut pejabat, tujuan dari serangan tersebut adalah menunda kemampuan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir selama setahun atau lebih.