KUALA LUMPUR, vozpublica.id - Di tengah tekanan publik dan rencana demonstrasi besar-besaran oleh kelompok oposisi, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan kebijakan populis: setiap warga berusia 18 tahun ke atas akan menerima bantuan sebesar 100 ringgit atau sekitar Rp385.000.
Kebijakan ini diumumkan hanya 3 hari sebelum demonstrasi besar-besaran yang dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur pada Sabtu (26/7/2025).
Langkah ini disebut sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan Malaysia ke-68 pada 31 Agustus 2025 dan disalurkan lewat program Sumbangan Asas Rahmah (Sara). Bantuan akan diberikan melalui MyKad, dan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok di lebih dari 4.100 toko dan supermarket di seluruh Malaysia.
"Bantuan ini diberikan secara individu, bukan per rumah tangga," ujar Anwar, seperti dikutip dari The Star, Rabu (23/7/2025).
Anwar menegaskan total 22 juta warga Malaysia akan menerima bantuan tersebut. Pemerintah pun menyiapkan anggaran 2 miliar ringgit, setara hampir Rp7,7 triliun.
Di Tengah Ancaman Demonstrasi
Kebijakan ini muncul di tengah situasi politik yang memanas. Kelompok oposisi Perikatan Nasional merencanakan unjuk rasa besar dengan estimasi dihadiri 10.000 hingga 15.000 orang. Mereka menuntut Anwar mundur dari jabatannya, dengan alasan kegagalan menekan biaya hidup dan merealisasikan janji reformasi.
Anwar mengakui bahwa biaya hidup masih menjadi isu utama rakyat Malaysia, meski berbagai kebijakan telah diumumkan.
"Saya mengakui adanya keluhan, dan menerima bahwa biaya hidup tetap menjadi tantangan yang harus diatasi," ujarnya.
Dia menjanjikan akan mengumumkan inisiatif tambahan pada Kamis (24/7/2025), khusus untuk membantu kelompok berpendapatan rendah.