SEOUL, vozpublica.id – Pesawat Korean Air Lines dengan nomor penerbangan KE189 mengalami turbulensi mengerikan saat penerbangan dari Incheon, Korea Selatan, menuju Taichung, Taiwan, pada Sabtu (22/6/2024). Pesawat Boeing 737 Max 8 yang membawa 125 penumpang itu tiba-tiba terjun bebas lebih dari 8 km dalam waktu 15 menit menimbulkan ketakutan.
Insiden serupa dialami Singapore Airlines Boeing 777-300ER dengan nomor penerbangan SQ321 dalam penerbangan London-Singapura pada Selasa 21 Mei lalu. Pesawat yang membawa 211 penumpang dan 18 kru itu mengalami turbulensi parah hingga mengakibatkan satu penumpang tewas dan puluhan luka-luka.
Pesawat Boeing 737 Max 8 Korean Air berangkat dari Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, pada Sabtu (22/6/2024) pukul 16.45 waktu setempat, menuju Taichung, Taiwan.
Sekitar 50 menit setelah penerbangan, muncul peringatan ada masalah pada sistem tekanan udara pesawat. Data situs pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan pesawat turun dengan cepat sekitar 26.900 kaki atau 8.199 meter, hanya dalam waktu sekitar 15 menit.
Pesawat itu pun kembali ke Bandara Internasional Incheon sekitar pukul 19.40, atau sekitar tiga jam setelah lepas landas. Penerbangan dilanjutkan pada pagi hari kemarin dengan pesawat berbeda, sekitar 19 jam setelah jadwal keberangkatan awal.
Insiden ini mengakibatkan 15 penumpang menderita hiperventilasi atau nyeri pada gendang telinga, menurut Korea JoongAng Daily yang mengutip Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Perhubungan Korsel. Sementara 13 orang langsung dilarikan ke rumah sakit setelah mendarat untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Dua penumpang mengalami mimisan dan beberapa penumpang merasakan ketidaknyamanan yang cukup parah.
Beberapa penumpang, yang tiba pada pukul 12.24 waktu setempat di Bandara Internasional Taichung, mengatakan bahwa mereka merasa sangat ketakutan dan trauma. Mereka mengaku tidak akan bepergian dengan pesawat untuk sementara waktu.
Seorang penumpang bernama Tseng mengatakan, anak-anak di dalam pesawat menangis ketika masker oksigen dilepaskan. Dia takut pesawat akan jatuh ke tanah.
Penumpang lain, Hsu mengatakan, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres saat kejadian karena pesawat tampak melayang-layang di udara dan pramugari tetap duduk di kursinya.
Dia dan putrinya mengenakan masker oksigen saat pesawat mulai turun. Dia pun merasakan sakit di telinga dan kepala sementara putrinya menangis saat turbulensi terjadi.