TUNIS, vozpublica.id - Armada Global Sumud Flotilla (GSF) akhirnya memulai pelayaran dari Tunisia menuju Jalur Gaza, Minggu (14/9/2025). Lebih dari 40 kapal memulai pelayaran berisiko setelah mengalami penundaan dua kali akibat serangan drone serta cuaca buruk.
Konvoi berangkat dari pelabuhan Kota Bizerte, Tunisia. Ratusan aktivis dari 40 negara lebih bertekad menjebol blokade Israel atas Gaza untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Kapal utama Global Sumud Flotilla, Family Boat, diserang drone saat berlabuh di Sidi Bou Said, pada Senin lalu. Sehari kemudian giliran kapal Alma dinaiki tim steering committee yang diserang drone. Tak ada korban dalam serangan itu, namun kapal mengalami kerusakan akibat terbakar sehingga memerlukan perbaikan.
“Armada global telah berlayar dari pelabuhan di Tunisia ke Jalur Gaza, tujuan utamanya, tanpa pemberhentian terjadwal, 14 hari setelah keberangkatannya dari Barcelona," kata Hassan Massoud, jurnalis Al Jazeera yang ikut bersama kapal Shireen Abu Akleh, merujuk pada nama jurnalis televisi Qatar berkerwarganegaraan AS itu yang dibunuh pasukan Israel.
Gelombang pertama Global Sumud Flotilla berangkat dari Barcelona dengan lebih dari 20 kapal, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg beberapa pekan lalu. Mereka kemudian bergabung dengan armada lain di Tunisia.
“Kapal-kapal tersebut membawa makanan dan bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Para relawan dan peserta menyatakan misi ini tanpa kekerasan. Mereka hanya bertujuan untuk membuka koridor guna menyalurkan bantuan bagi rakyat Palestina di Gaza,” ujar Massoud.
Selain Thunberg, turut bergabung bersama armada aktor Irlandia Liam Cunningham dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau.
Selain itu empat anggota parlemen Italia juga turut serta.