GAZA, vozpublica.id - Di tengah konflik berkepanjangan dan blokade bantuan kemanusiaan, anak-anak Gaza kini menghadapi ancaman baru yang mengerikan yakni cacat genetik dan sindrom kelumpuhan akut. Rumah Sakit Naser Khanis melaporkan lonjakan kasus acute flaccid paralysis penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan.
Penyakit ini diduga dipicu oleh kombinasi malnutrisi ekstrem, paparan zat berbahaya dari serangan militer, serta minimnya akses terhadap obat-obatan dan perawatan medis.
“Kami melihat gejala yang dimulai dari tungkai bawah, lalu menyebar ke otot dada. Ini sangat berbahaya,” ujar Kepala kedokteran Anak-Anak Pusat Kesehat Medis Al Nasser, Ahmed Al Farra.
Meski jalur bantuan kemanusiaan sempat dibuka, pasokan obat-obatan dan makanan bergizi masih belum berhasil masuk ke wilayah Gaza. Dalam 24 jam terakhir, otoritas setempat mencatat 269 kematian tambahan akibat kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk di antaranya anak-anak.
Sementara itu, beberapa anak Gaza yang mengalami kondisi medis kritis telah diterbangkan ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan. Rumah Sakit Anak Bambino Gesù di Vatikan menerima pasien anak dari Gaza dengan berbagai kondisi, termasuk amputasi, gangguan neurologis, dan cacat jantung bawaan.