JAKARTA, vozpublica.id - Perbedaan Syiah dan Sunni kerap menjadi persoalan hingga memicu konflik antarsesama umat Islam. Sejak zaman sahabat, Islam sudah terpecah menjadi beberapa kelompok, seperti Sunni, Syiah, Khawarij, Mu'tazilah dan masih banyak lainnya. Kelompok-kelompok ini semakin berkembang dan melahirkan kelompok baru, begitu seterusnya hingga zaman akhir.
Perpecahan mazhab dalam agama Islam bermula dari persoalan yang berhak memimpin umat Islam pascawafat Nabi Muhammad SAW. Namun, pengaruhnya terasa sampai sekarang dengan munculnya gerakan dan provokasi dalam bentuk media yang menyudutkan Syiah dengan gelaran sesat dan bukan Islam.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman akidah yang benar dalam menyikapi berbagai problematika agama.
Helmi Chandra dkk dalam Pengaruh Politik Sunni dan Syiah terhadap Perkembangan Ilmu hadis menjelaskan, Syiah secara bahasa dari kata sya'a syiya'an yang berarti mengikuti atau menemani. Bisa juga dimaknai sahabat. Secara etimologi, syiah berarti pengikut, pendukung dan pembela uang smuanya mengarah pada makna dukungan kepada iden-ide individu tertentu. Secara terminologi, syiah adalah kelompk yang meyakni bahwa Nabi Muhammad SAW telah menetapkan dengan nas tentang khalifah sebagai pengganti Rasulullah SAW dengan menunjuk Imam Ali bin Abi thalib.
Sedangkan sunni atau sunah yang merupakan kependekan dari ahlussunnah wa al jamaah adalah nama sebuah mazhab dalam islam yang digolongkan sebagai mazhab yang selamat. Kata Sunni ini biasa dipakai untuk penyebutan yang dialamtkan kepada para pengikut atau golongan aliran tersebut.
Sunni atau ahlussunnah wa al jamaah adalah golongan yang mengikuti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Golongan ini dicirikan dengan 9 kriteria yakni, bidang akidah menerima sifat-sifat Allah, menolak paham Qadariyah dan Mutazilah, meyakni manusia dibangkitkan dari kubur, meyakini pertanyaan di alam kubur, syafaat Nabi, dan mengakui kepmimpinan empat khulafurrasyidin.
Dilansir dari Buku Tanya Jawab Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB (PiSS KTB), Syi'ah adalah orang-orang yang mengikuti sayyidina Ali -semoga Allah meridhoinya- secara khusus dan mereka mengatakan keimaman dan kekhilafahan Ali secara nash dan wasiyat, baik secara jelas maupun secara samar.
Mereka meyakini bahwa imamah tidak akan keluar dari keturunan Ali (maksudnya, yang menjadi imam hanyalah keturunan Ali ), jika ada yang keluar maka itu sebab ada kedholiman dari selainnya atau sebab kepura-puraan orang disampingnya. Syi'ah secara global terbagi atas 5 (lima) firqoh, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, Ghulatiyah, dan Ismailiyah.
Nah, berikut ini beberapa perbedaan antara Sunni dan Syiah yang perlu diketahui untuk mencari titik temu.
1. Rukun Iman
Kaum Syiah menyebut rukun Islam dengan istilah furu’ad-din dan rukun iman dengan istilah ushul ad-din. Kaum Sunni menyebut rukun iman dengan arkanul iman dan arkanul Islam untuk rukun Islam.
Perbedaan antara Sunni dan Syiah hanya istilah dengan makna yang sama. Keimanan kepada Allah dalam mazhab Sunni, dalam mazhab Syiah disebut attauhid. Iman kepada nabi, rasul, kitab, dan malaikat disebut nubuwwah. Iman kepada hari akhir disebut al-maad.