Bahkan, kasus tanpa gejala bisa tetap menyebabkan kista, peradangan, dan penyumbatan saluran tuba yang menghambat kehamilan alami.
Di sinilah pentingnya edukasi dan deteksi dini. Pemeriksaan rutin kesehatan reproduksi minimal setahun sekali sangat disarankan, bahkan bagi perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual.
"USG bisa dilakukan lewat anus (transrectal), bukan vagina, jadi tetap aman dan tidak menimbulkan rasa sakit," tambah dr Steven. Di kesempatan ini, dia menekankan stigma dan rasa malu tak seharusnya jadi penghalang untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Endometriosis, kata dr Steven, bukanlah akhir dari segalanya. Dengan edukasi, deteksi dini, dan dukungan medis yang tepat, harapan untuk menjadi orang tua tetap terbuka lebar.
"Kami percaya setiap pasangan memiliki cerita dan kebutuhan berbeda. Karena itu, pendekatan kami selalu personal dan holistik," ujar dr. Pandji Sadar, CEO Bocah Indonesia.