JAKARTA, vozpublica.id - Gangguan endometriosis terbukti memengaruhi kesuburan. Apakah masalah kesehatan ini bisa dideteksi dini? Jika bisa, bagaimana caranya?
Dokter Fertilitas dari Bocah Indonesia dr Steven Aristida, Sp.OG, Subsp.FER., mengatakan bahwa salah satu masalah yang kerap dialami pejuang dua garis biru adalah endometriosis. Gangguan ini kerap tersembunyi dalam perjalanan memiliki anak.
"Endometriosis terjadi ketika jaringan mirip lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti ovarium, saluran tuba, bahkan di belakang leher rahim," kata dr Steven dalam keterangan resmi, Jumat (13/6/2025).
Masalahnya, lanjut dr Steven, jaringan ini tetap berdarah setiap bulan mengikuti siklus menstruasi, namun karena tidak bisa keluar dari tubuh, terjadilah peradangan, nyeri hebat, dan perlengketan organ yang dapat menghambat pembuahan.
"Banyak perempuan menormalisasi nyeri haid hebat, padahal itu bisa jadi tanda endometriosis. Apalagi kalau sampai mengganggu aktivitas, berhubungan intim terasa sakit, atau nyeri saat buang air. Itu tanda tubuh memberi sinyal," ujar dr Steven.
Lanjutnya, yang membuat endometriosis berbahaya adalah sifatnya yang diam-diam merusak. Banyak perempuan baru mengetahui keberadaan kondisi ini saat mereka menjalani program kehamilan setelah bertahun-tahun mencoba.