JAKARTA, vozpublica.id - Farel Tarek kembali menghadirkan segmen baru di kanal YouTube-nya berjudul Sketsa. Dalam episode perdana, dia merilis video sitkom (komedi situasi) berjudul Koruptor VS Maling Ayam, yang menyindir ketimpangan hukum di Indonesia.
Dengan format komedi satir, sketsa ini memperlihatkan bagaimana pengadilan memperlakukan dua kasus hukum dengan perlakuan yang sangat berbeda. Tokoh Muin, seorang koruptor yang terbukti menggelapkan Rp271 triliun, hanya divonis hukuman enam setengah tahun penjara dengan berbagai alasan yang tidak relevan, seperti “bersikap sopan di pengadilan” dan “sayang keluarga”, dan “menggunakan peci layaknya orang soleh”.
Sementara itu, Farel yang dituduh mencuri ayam dengan bukti yang tidak relevan dan tidak kuat, tetap dijatuhi hukuman yang sama dengan koruptor Rp271 triliun.
Selain perbedaan vonis, Farel juga menyoroti fasilitas yang diterima para terpidana. Sel Muin digambarkan layaknya hotel dengan fasilitas mewah dan kemudahan keluar masuk penjara, sedangkan sel maling ayam tampak kumuh dan sempit. Dalam video ini, Farel juga menyoroti praktik suap yang tampaknya sudah dianggap hal biasa dan lumrah.
Salah satu bagian yang menarik dalam sketsa ini adalah penyebutan 'Negara Konoha' yang merupakan sebuah sindiran terhadap kondisi pemerintahan di mana satu orang bisa merangkap hingga lima jabatan sekaligus, tetapi hanya menerima satu gaji. Kritik ini menyinggung sistem birokrasi yang tidak efisien dan minim kesejahteraan bagi para pegawainya.