Oleh sebab itu, diperlukan formula khusus agar Bosku Cintaku bisa langsung menarik perhatian supaya penonton tidak beralih ke konten lainnya. Menurut Cheppy, ini menjadi tantangan terbesar selama belasan tahun dirinya menjadi seorang sutradara.
"Sehingga ada beberapa formula yang sedang saya upayakan untuk bisa meningkatkan spend atau grab attention penonton lebih cepat. Bahkan mungkin di hitungan detik ketujuh ya, sehingga penonton sudah terketuk lah istilahnya," ucapnya.
Menurut Cheppy, Bosku Cintaku memang dirancang untuk dekat dengan keseharian Gen Z, terutama lewat tema romansa komedi yang disukai anak muda.
"Microdrama ini mungkin lebih kepada temanya ke Gen Z ya. Tapi tetap yang namanya naratif. Pasti mereka punya satu formula sendiri. Romkom (romantis komedi) itu salah satu yang paling digemarin," ujarnya.
Cheppy menambahkan, microdrama menjadi jawaban atas kebutuhan generasi yang tidak ingin menghabiskan waktu lama untuk menonton. Sebab, saat ini dunia menuntut kecepatan, sehingga tidak banyak waktu untuk bersantai, termasuk menyaksikan film.