WASHINGTON, vozpublica.id - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen-5,5 persen. Keputusan ini diambil dalam pertemuan terakhir rapat dewan yang berlangsung selama dua hari.
Kebijakan ini menandai level suku bunga Fed Rate tak berubah sejak Juli 2023. Otoritas tertinggi perbankan AS itu berupaya memastikan apakah level bunga pinjaman saat ini sudah untuk menahan kenaikan harga atau inflasi.
Mengutip BBC, meski sikap ini telah diprediksi pelaku pasar sebelumnya, lembaga yang dipimpin Gubernur The Fed Jerome Powell itu memperkirakan akan menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini.
Biaya pinjaman di Negeri Paman Sam jauh lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya menyusul langkah The Fed yang mulai menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap melonjaknya harga.
Secara teori, suku bunga yang lebih tinggi berfungsi untuk meredam gejolak inflasi dengan membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Ongkos pinjaman yang besar memberi dampak terhadap tingkat konsumsi, meskipun tujuannya adalah mengurangi tekanan kenaikan harga.