NEW YORK, vozpublica.id - Pergerakan volatilitas Bitcoin akhir-akhir ini juga mempengaruhi Tesla. Sebab, perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini ternyata memiliki sekitar 2 miliar dolar AS atau setara Rp28,77 triliun bitcoin, menurut arsip Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNN Business, pada laporan tahunannya ke SEC, produsen mobil listrik ini membukukan kerugian penurunan nilai 101 juta dolar AS atau setara Rp1,45 triliun karena investasinya dalam bitcoin. Namun, kerugian tersebut pada dasarnya adalah masalah akuntansi, dan itu tidak terlalu memengaruhi kesehatan keuangan Tesla secara keseluruhan.
Meski mencatat kerugian baru-baru ini, Tesla memang mencatat keuntungan 128 juta dolar AS atas investasi bitcoinnya setelah penjualan beberapa kepemilikan tersebut pada Maret 2021.
Saham Tesla (TSLA) naik 2 persen pada Senin pagi. Tetapi saham tersebut telah jatuh lebih dari 10 persen tahun ini karena investor keluar dari saham teknologi dan beralih ke sektor yang lebih berorientasi nilai seperti minyak.
Harga Bitcoin juga menguat pada hari Senin, naik sekitar 4 persen menjadi sekitar 43.000 dolar AS. Tetapi harga satu bitcoin telah turun lebih dari 7 persen sepanjang tahun ini dan turun sekitar 40 persen dari harga tertinggi sepanjang masa di bawah 69.000 dolar AS pada bulan November 2021.