Selain itu, harga rumah turun sebesar 5,7 persen tahun-ke-tahun pada bulan November, menyusul penurunan 5,9 persen pada bulan Oktober, yang menyoroti tantangan yang sedang berlangsung di sektor real estat. Perlambatan penjualan ritel mencerminkan permintaan domestik yang rapuh.
Dari sentimen domestik, pemerintah resmi mengumumkan paket kebijakan insentif fiskal kepada masyarakat, sebagai kompensasi kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat masih akan dibebaskan PPN. Selain itu, ada barang/jasa lain yang diberikan insentif meski dikenai PPN 12 persen .
Setidaknya ada 12 insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk tahun depan. Belasan kebijakan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu insentif untuk masyarakat berpendapatan rendah, insentif untuk kelas menengah, dan insentif untuk UMKM/wirausaha/industri.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar 423,4 miliar dolar AS atau setara Rp6.774 triliun (asumsi kurs Rp16.000/dolar AS). Angka ini turun 5,1 miliar dolar AS, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar 428,5 miliar dolar AS.
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy, menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta. Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan September 2024 yang tercatat sebesar USD204,1 miliar.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk besok diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.080-Rp16.170 per dolar AS.