"Kenaikan suku bunga diproyeksikan memperparah peningkatan beban overhead cost usaha yg sudah terjadi selama ini," ujar Shinta.
Dia menambahkan, Apindo melihat bahwa potensi pelemahan rupiah masih sangat tinggi hingga akhir tahun, khususnya bila The Fed menaikkan suku bunga acuannya untuk mengendalikan inflasi di AS atau bila konflik di Timur Tengah meluas atau semakin mempengaruhi harga dan supply migas di pasar global.
Dalam kedua kasus tersebut, lanjut Shinta, pelemahan rupiah dan mata uang lain di dunia dapat terjadi secara signifikan, tergantung pada ketahanan atau fundamental ekonomi masing-masing.
"Karena itu, kami memahami dan mendukung langkah antisipatif BI dengan meningkatkan suku bunga acuan krn risiko pelemahannya semakin besar. Semoga saja dengan langkah kebijakan ini, pelemahan nilai tukar bisa diminimalisir, bahkan rupiah bisa menguat," ungkap Shinta.