Pengamat Sebut Kebijakan Food Estate di Pulau Jawa Berdampak Positif, Kok Bisa? 

muhammad farhan
ilustrasi food estate di Kalteng (Dok. Kementan)

"Food estate di sana dengan target yang sudah luar biasa besar, dan menargetkan daerah-daerah yang memang hutannya besar dan luas. Artinya yang dikorbankan itu memang adalah dengan dibabat dulu hutannya agar bisa menghasilkan lahan pertanian dengan jumlah yang besar," tutur Faisal.

Tak cuma itu, Faisal juga menyebutkan kebijakan food estate tersebut sebelumnya pernah diterapkan di zaman Presiden Soeharto. Kebijakan di era Soeharto juga dengan membuka lahan gambut sejuta hektar, sayang pembukaannya menggunakan cara pembakaran hutan.

Faisal menilai pembukaan lahan yang dilakukan dengan membakar hutan tersebut, khususnya yang banyak terjadi di luar pulau Jawa tidak menghasilkan produksi pertanian yang diharapkan. Malahan, lahan tersebut malah menghasilkan produksi emisi gas rumah kaca yang besar.

"Jadi artinya sudah terjadi emisi besar-besaran, dengan membakar hutan. Peremajaannya, hasilnya dalam bentuk pertanian, gagal," tutup dia

Editor : Puti Aini Yasmin
Artikel Terkait
Nasional
5 hari lalu

Prabowo Targetkan Pembangunan 2.000 Desa Nelayan Rampung Akhir 2026

Buletin
8 hari lalu

Pengakuan Mengejutkan Menkeu Purbaya, Sempat Diancam Istri Akan Dicerai

Nasional
14 hari lalu

Wacana Kementerian BUMN Dilebur ke Danantara, Pengamat Soroti Tugas dan Fungsi

Nasional
19 hari lalu

Menkeu Purbaya: Presiden Jokowi Berjasa Buat Kita, Walaupun di Sampingnya Ada Saya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal