JAKARTA, vozpublica.id - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan kebijakan food estate kerap kali dipandang negatif lantaran pembukaan lahan yang terjadi, khususnya di luar Pulau Jawa. Namun, kebijakan ini justru berdampak positif di Pulau Jawa. Kok bisa?
"Ada juga food estate yang bagus itu yang dia misalnya dengan skala tertentu yang tidak terlalu besar. Tidak membabat hutan," tutur Faisal dalam diskusi media Kompas Institute di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Faisal mencontohkan program food estate di Pulau Jawa, seperti di sepanjang daerah Pantura yang melintasi Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Ia mengatakan hal tersebut karena Food Estate di pulau Jawa diterapkan pada lahan yang mayoritas bukan Hutan.
"Jadi kita mesti lihat dulu detailnya (food estate). Kalau di Pulau Jawa, dia itu memperbaiki kondisi lahan pertanian supaya lebih produktif dengan namanya yang juga food estate," katanya.
Meskipun demikian, Faisal menilai food estate yang diberlakukan di luar Pulau Jawa, khususnya di pulau Kalimantan maupun Papua, cenderung menggunakan pembukaan lahan yang kurang tepat. Faktor lahan yang didominasi hutan, dibuka dengan melakukan pembabatan hutan melalui pembakaran.