BONTANG, vozpublica.id - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim terus memaksimalkan peran krusialnya dalam mentransformasi industri petrokimia domestik. Pasalnya, industri petrokimia merupakan salah satu industri prioritas nasional di masa mendatang.
Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan, bermodalkan kapasitas produksi perusahaan, ekosistem inovasi, sumber daya manusia (SDM) unggul serta rekam kinerja positif selama 44 tahun berdiri, PKT siap melaju dan memimpin pusaran pasar global.
"Kami mampu menyediakan produk-produk pupuk untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun memaksimalkan peluang di pasar global. Tren permintaan juga kami prediksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi global yang tentu meningkatkan suplai pangan. Tren tersebut juga tercermin dalam kinerja positif perusahaan, yang kami pertahankan di kuartal pertama tahun ini," ujar Rahmad dalam kegiatan Kunjungan Pabrik PKT di Bontang, Selasa (7/6/2022).
PKT memiliki 13 pabrik, di antaranya 5 pabrik Amoniak, 5 pabrik Urea, 1 pabrik NPK Fused Granulation, 1 pabrik NPK Blending, dan pabrik 1 boiler batu bara, dalam kawasan seluas 443 hektare di Bontang, Kalimantan Timur.
Dengan kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton Urea dan 2,74 juta ton Amoniak setiap tahun, menjadikan PKT memegang posisi produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk NPK sendiri, PKT memiliki kapasitas sebesar 300.000 ton per tahun.