"Ada indikasi yang membuat masyarakat meragukan akurasi data BPS," ungkap Bhima.
Sementara itu, Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad mengaku kaget dengan data pertumbuhan ekonomi dari BPS. Sebab, pihaknya dan Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan berada di bawah 5 persen.
Terlebih, tren data-data riil seperti penjualan roda dua dan semen, serta indeks PMI, menunjukkan pelemahan. Ia pun memperkirakan pertumbuhan kuartal III 2025 akan lebih rendah, kembali di bawah 5 persen.
"Tahun lalu kan 4,95, dua tahun lalu 4,94 di kuartal ketiga. Ya, itu faktornya ini, tidak ada momentum besar, ya, yang kedua, biasanya belanja pemerintah belum optimal di kuartal ketiga," ucap dia.