“Kami menilai bahwa MYOR berpotensi merasakan dampak terbesar dari penetapan cukai ini, diikuti oleh SIDO,” tuturnya.
Meski begitu, secara kualitatif, Edi menilai dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi dengan sejumlah cara yakni, perseroan dapat meluncurkan produk sejenis yang lebih rendah gula alias less sugar. Selain itu, perseroan juga dapat meneruskan (pass-on) sebagian beban cukai ke dalam harga jual produk.
Perihal kinerja, sepanjang enam bulan pertama tahun 2024, MYOR membukukan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,21 triliun. Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp16,22 triliun, naik dari sebelumnya sebesar Rp14,81 triliun.
Sementara, pada semester I 2024, SIDO mengantongi laba bersih sebesar Rp608,49 miliar, naik 35,79 persen dari periode yang sama tahun 2023 lalu yang sebesar Rp448,10 miliar. Sejalan dengan itu, penjualan SIDO juga naik 14,67 persen menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun.