NEW YORK, vozpublica.id - Dewan direksi Twitter mengadopsi rencana hak pemegang saham (shareholders rights plan) berdurasi terbatas yang disebut pil racun untuk mencegah Elon Musk mengakuisisi perusahaan.
Ini dilakukan sehari setelah Musk mengajukan penawaran untuk membeli perusahaan itu seharga 43 miliar dolar AS. Hal itu untuk mempertahankan hak bagi pemegang saham Twitter selain Musk untuk memperoleh lebih banyak saham perusahaan dengan harga relatif murah, yang secara efektif melemahkan saham Musk.
Mengutip CNN Business, ketentuan ini akan dipicu jika Musk atau investor lain mengakuisisi lebih dari 15 saham perusahaan. Adapun Musk saat ini memiliki 9,1 persen saham Twitter.
Langkah ini menandai upaya dewan direksi Twitter untuk merebut kembali kendali dalam kesepakatan setelah tawaran akuisisi yang menakjubkan dari Musk. Pil racun – mekanisme pertahanan anti-pengambilalihan perusahaan – tidak serta merta menghentikan tawaran Musk di jalurnya, tetapi bisa membuat pembelian perusahaan lebih mahal atau memaksa Musk ke meja perundingan bersama dewan.
"Rights Plan akan mengurangi kemungkinan entitas, orang, atau kelompok mana pun memperoleh kendali atas Twitter melalui akumulasi pasar terbuka tanpa membayar semua pemegang saham premi kendali yang sesuai atau tanpa memberikan waktu yang cukup kepada dewan untuk membuat penilaian dan tindakan yang tepat demi kepentingan terbaik pemegang saham," kata perusahaan dalam siaran pers.
Adapun pil racun Twitter akan tetap berlaku selama satu tahun, kata dewan tersebut. Rincian lebih lanjut tentang hal tersebut diperkirakan dijelaskan dalam pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS.