Ini Waktu yang Tepat Saksikan Super Blue Blood Moon di Indonesia

JAKARTA, vozpublica.id - Fenomena langka super blue blood moon akan berlangsung pada 31 Januari 2018. Disebut langka, sebab, fenomena ini terakhir terlihat pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun yang lalu.
Super blue blood moon akan bisa dinikmati oleh sebagian besar penduduk Bumi dari Amerika Utara, Samudera Pasifik, Siberia Timur, dan Asia. Namun, gerhana ini tidak akan terlihat dari sebagian besar Amerika Selatan dan Afrika.
Untuk menyaksikan itu, menurut ilmuwan NASA Goddard Space Flight Center Noah Petro, orang yang ada di Pantai Barat harus bangun sebelum jam 4 pagi. Mereka akan melihat bulan, yang akan redup saat menembus bayangan Bumi. Langit kemudian akan menjadi gelap, dan begitu benar-benar tenggelam di banyangan Bumi, warnanya berubah menjadi merah.
Sedangkan menurut seorang fotografer malam hari profesional dan pendiri National Parks at Night, orang-orang harus mengetahui dengan tepat kapan bulan terbit dan terbenam di lokasi mereka untuk menentukan waktu yang tepat untuk keluar dan melihat gerhana.
Di Indonesia sendiri, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Indonesia (LAPAN), untuk pengamatan di daerah Indonesia waktu bagian barat dengan pengamatan awal gerhana parsial terjadi
pukul 18:48 WIB, awal gerhana total terjadi pukul 19:45 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 20:30WIB, akhir totalitas terjadi pada 21:08 WIB, dan akhir gerhana terjadi pada parsial pukul 22:11WIB.
Berbeda dengan gerhana Matahari Total yang terjadi pada Agustus tahun lalu, gerhana Bulan akan aman dilihat dengan mata telanjang, sebagaimana dikutip iNews.id dari ABCNews, Selasa (30/1/2018).
Editor: Yudistiro Pranoto