Hujan Satelit Berpotensi Timbulkan Ancaman Baru untuk Lapisan Ozon, Begini Penjelasannya

JAKARTA, vozpublica.id - Perusahaan komunikasi seperti Starlink berencana meluncurkan puluhan ribu satelit ke orbit sekitar Bumi selama 10 tahun ke depan. Lantas apa yang terjadi saat satelit ini mulai turun?
Saat satelit-satelit ini mencapai akhir masa pakainya, mereka akan jatuh ke atmosfer Bumi dan terbakar. Dalam perjalannya, mereka akan meninggalkan jejak partikel logam kecil.
Menurut penelitian yang diterbitkan minggu lalu oleh tim peneliti Amerika, hujan satelit mungkin membuang 360 ton partikel kecil aluminium oksida ke atmosfer setiap tahunnya.
Aluminium sebagian besar akan disuntikkan pada ketinggian antara 50 hingga 85 km. Lalu akan melayang ke stratosfer, rumah bagi lapisan ozon pelindung Bumi, sebagaimana dikutip dari Science Alert.
Hilangnya ozon di stratosfer disebabkan oleh radikal bebas, atom atau molekul dengan elektron bebas. Saat radikal diproduksi, mereka memulai siklus yang menghancurkan banyak molekul ozon. Siklus ini memiliki nama NOx, HOx, ClOx, dan BrOx, karena semuanya melibatkan oksigen serta nitrogen, hidrogen, klorin, dan bromin.
Radikal ini terbentuk saat gas stabil dipecah oleh sinar ultraviolet yang banyak terdapat di stratosfer. Nitrogen oksida (NOx) dimulai dengan dinitrogen oksida. Ini adalah gas rumah kaca yang dihasilkan secara alami oleh mikroba, tapi produksi pupuk manusia dan pertanian telah meningkatkan jumlah gas tersebut di udara.
Siklus HOx melibatkan radikal hidrogen dari uap air. Tidak banyak uap air yang berhasil mencapai stratosfer, meskipun peristiwa seperti letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga–Hunga Ha'apai pada 2022 terkadang dapat menghasilkan uap air dalam jumlah besar.
Air di stratosfer menciptakan banyak partikel aerosol kecil, yang menciptakan area permukaan besar untuk reaksi kimia dan juga menyebarkan lebih banyak cahaya untuk menghasilkan matahari terbenam yang indah.
Bagaimana CFC menciptakan 'lubang ozon'
ClOx dan BrOx adalah siklus yang bertanggung jawab atas kerusakan paling terkenal pada lapisan ozon yakni lubang ozon yang disebabkan oleh klorofluorokarbon (CFC) dan halon.
CFC dengan cepat melepaskan radikal klorin di stratosfer. Namun, klorin reaktif ini dengan cepat dinetralkan dan dikunci dalam molekul dengan nitrogen dan radikal air. Apa yang terjadi selanjutnya bergantung pada aerosol di stratosfer, dan di dekat kutub juga bergantung pada awan.
Aerosol mempercepat reaksi kimia dengan menyediakan permukaan tempat terjadinya reaksi kimia. Akibatnya, aerosol di stratosfer melepaskan klorin reaktif (dan bromin). Awan stratosfer kutub juga menghilangkan air dan nitrogen oksida dari udara.
Jadi secara umum, ketika terdapat lebih banyak aerosol stratosfer di sekitar kita, kemungkinan besar kita akan melihat lebih banyak hilangnya ozon.
Editor: Dini Listiyani