Profil Akira Highasiyama: Pelatih Baru Timnas Putri Indonesia U-19

JAKARTA, vozpublica.id - Profil Akira Highasiyama menjadi sorotan setelah resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia U-19. Dengan pengalaman internasional yang luas dan filosofi kepelatihan yang kuat, Akira diharapkan mampu membawa tim muda Garuda Pertiwi meraih prestasi di kancah regional maupun internasional.
Akira Highasiyama lahir pada 9 November 1989 di Sakai, Prefektur Fukui, Jepang. Ia memulai karier sepak bolanya sejak usia 9 tahun di Jepang dan menempuh pendidikan sepak bola di Hokuriku University. Setelah lulus, Akira memulai karier profesional sebagai pemain di Thailand bersama klub Samutprakan United pada 2012, kemudian pindah ke Ubon UMT United pada 2013.
Setelah sempat mengambil jeda karier, pada 2016 ia bergabung dengan Phnom Penh di Liga Kamboja dan setahun kemudian melanjutkan ke Ulaanbaatar CFC di Mongolia. Klub terakhir yang dibelanya sebagai pemain adalah Southland United di Selandia Baru sebelum pensiun pada Mei 2018.
Setelah pensiun, Akira beralih ke dunia kepelatihan. Ia memulai sebagai pelatih di Hokuriku FC pada 2014 dan sempat menjadi pelatih tim junior Southland United pada 2018. Pada tahun yang sama, ia juga menjadi analis dan pelatih kepala di klub Mongolia, Anduud City, kemudian berlanjut sebagai analis dan asisten pelatih di klub Thailand, Nongbua FC.
Karier kepelatihannya terus berkembang dengan posisi asisten manajer di Nongbua FC (2019), Direktur Teknik sekaligus pelatih kepala di Kuching City, Malaysia (2020), manajer Kelantan United (2021), Direktur Teknik (2022), dan manajer akademi di Selangor FC (2023).
Akira memiliki lisensi kepelatihan A AFC yang diperolehnya pada 2019, menandakan kompetensi profesionalnya dalam melatih sepak bola. Ia dikenal sebagai pelatih yang menghormati budaya sepak bola lokal dan mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan gaya bermain lintas negara.
Akira mengusung filosofi kepelatihan yang berakar pada semangat belajar, kerja keras, dan pembentukan karakter pemain muda. Ia percaya bahwa aspek mental dan karakter adalah fondasi utama yang harus dibangun selain kemampuan teknis dan taktis. Akira selalu menanamkan sikap "lapar untuk menang, belajar, dan berkembang" baik pada dirinya sendiri maupun pemain dan staf pelatihnya.
Menurut Akira, faktor hati dan hasrat dalam bermain sepak bola jauh lebih penting daripada sekadar teknik. Ia menekankan pentingnya kerja sama tim, disiplin, dan rasa percaya diri sebagai kunci keberhasilan sebuah tim. Pendekatan ini diharapkan dapat membentuk mental juara bagi para pemain muda Timnas Putri Indonesia U-19.
Penunjukan Akira Highasiyama sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia U-19 merupakan langkah strategis PSSI dalam mengembangkan sepak bola putri di Indonesia. Akira ditugaskan mempersiapkan skuad Garuda Pertiwi Muda menghadapi Piala AFF Putri U-19 2025 yang akan berlangsung di Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 9-18 Juni 2025.
Garuda Pertiwi U-19 tergabung dalam Grup B bersama Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Akira menyatakan optimisme tinggi terhadap potensi pemain Indonesia dan yakin dapat membawa timnya bersaing ketat di turnamen tersebut.
Ia juga berkomunikasi intens dengan pelatih senior Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, untuk menyelaraskan visi membangun fondasi kuat demi mengantar Timnas Putri ke Piala Dunia.
Akira melihat peluang besar dalam sepak bola putri Indonesia dan siap menghadapi tantangan membangun tim yang solid dan profesional. Ia fokus pada pengembangan pemain muda dengan pendekatan modern dan adaptasi budaya lokal yang menghormati tradisi sepak bola Indonesia.