Pelatih Senior Belanda Ini Terinspirasi Patrick Kluivert Latih Timnas Indonesia

Baca Juga

Daftar 3 Pemain Timnas Indonesia Cedera jelang Vs Arab Saudi dan Irak: Patrick Kluivert Harap-Harap Cemas!

Menariknya, Verbeek mengaku terinspirasi oleh langkah Patrick Kluivert dan Alex Pastoor yang kini melatih Timnas Indonesia. Kedua sosok itu membuatnya kembali menimbang kemungkinan melatih sebuah tim nasional. 

“Saya pernah bilang ingin melatih tim nasional. Saya tidak bermaksud tim nasional Belanda, tapi seperti Patrick Kluivert yang sekarang bersama Alex Pastoor, saya bisa mempertimbangkannya,” ucap Verbeek.

Baca Juga

Sandy Walsh Beri Kabar Buruk jelang Timnas Indonesia Vs Arab Saudi dan Irak

Menurutnya, pengalaman melatih tim nasional tentu berbeda dengan menangani klub. Rutinitas yang lebih jarang bertanding bisa memberi tantangan tersendiri, sekaligus menawarkan nuansa baru dalam karier kepelatihan. 

“Jadi, Anda tidak lagi bermain di lapangan setiap hari dan sesekali bertanding. Tapi kemungkinan itu terjadi lebih kecil,” tambahnya.

Pernyataan Verbeek ini membuat publik sepak bola Indonesia ikut menoleh. Pasalnya, Timnas Garuda saat ini memang ditangani oleh nama besar sekelas Patrick Kluivert, yang membawa aura internasional ke dalam skuad. Kehadiran pelatih Belanda lain yang mengagumi Kluivert bisa jadi menambah perhatian terhadap perkembangan sepak bola Indonesia di mata dunia.

Dengan reputasi panjang di Eredivisie dan pengalaman membawa klub ke prestasi domestik, Verbeek jelas memiliki modal besar bila suatu hari benar-benar mendapat kesempatan melatih tim nasional. Apalagi, pengakuannya soal inspirasi dari Kluivert menunjukkan betapa tinggi respek antarsesama pelatih Belanda terhadap kiprah di Asia Tenggara.

Meski peluang itu belum tentu terwujud dalam waktu dekat, pernyataan Verbeek menegaskan satu hal: Indonesia kini menjadi salah satu panggung yang diperhatikan para pelatih Eropa. Dan inspirasi besar itu datang dari sosok Patrick Kluivert, yang berhasil mengangkat pamor sepak bola Tanah Air ke level lebih tinggi.

Editor: Abdul Haris