Eks Pelatih Timnas Korsel Masih Trauma usai Gagal ke Olimpiade karena Dihajar Indonesia

Namun, Hwang tidak menyerah. Beberapa saat setelah kekalahan memilukan itu, dia keluar dari kursi kepelatihan dan menerika tawaran dari klub Daejeon Hana Citizen. Hwang masih menjabat sebagai pelatih kepala hingga saat ini.
"Namun, aku merasa bahwa cara terbaik untuk menyembuhkan rasa sakit itu adalah dengan mencari solusi di lapangan olahraga, jadi aku menerima tawaran menjadi pelatih di Daejeon," ungkap Hwang.
"Aku memang banyak berpikir dan khawatir. Namun, aku pikir jika aku menyerah, itu berarti 'akhir'. Aku terus-menerus mengingatkan diriku untuk bertahan dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan," sambungnya.
Hwang mengakui kekalahan dari Indonesia U-23 adalah salah satu penyesalan terbesar dalam hidupnya. Sebab itu, dia mencoba untuk bangkit dan menebus kesalahan dengan membawa Daejeon Hana Citizen menuju kejayaan.
"Saya merasa sangat menyesal kepada para penggemar dan orang-orang yang terlibat dalam dunia sepak bola. Beban di hati saya sangat berat, dan saya merasa perlu menebusnya. Untuk itu, saya ingin membuat tim Daejeon menjadi lebih solid, mengembangkan pemain berbakat, dan memberikan kontribusi bagi sepak bola Korea," ujarnya.
"Meskipun mengalami kegagalan di tim nasional Olimpiade, banyak pelajaran yang saya ambil dari proses tersebut," pungkasnya.
Sementara itu, Timnas Indonesia U-23 yang berhasil mengalahkan Korea Selatan U-23 juga gagal mewujudkan impian ke Olimpiade Paris 2024. Langkah pasukan Shin Tae-yong terhenti setelah kalah di semifinal dari Uzbekistan, tunduk di perebutan tempat ketiga dari Irak, dan tumbang di babak play-off konfederasi melawan Guinea.
Editor: Ibnu Hariyanto