7 Pemilik PO Bus Berasal dari Sopir dan Kernet, Kini Kaya Raya walau Lahir dari Keluarga Kurang Mampu

JAKARTA, vozpublica.id - Nasib seseorang tidak ditentukan dari mana mereka lahir, tapi seberapa besar usaha mereka hingga menjadi orang sukses. Itulah yang menjadi kunci keberhasilan sejumlah pemilik perusahaan otobus (PO bus) di Indonesia.

Tidak dipungkiri, banyak PO bus merupakan warisan keluarga. Namun, tak sedikit pula yang membangun usaha dari nol.

Baca Juga

Viral Sepasang Kekasih Nebeng di Bemper Truk Kontainer, Netizen: Cinta Sehidup Semati

Banyak kisah inspratif bagaimana mereka bertahan hidup hingga bisa mengggaji ribuan karyawan. Para pemilik PO bus ini merupakan sosok pekerja keras yang memiliki impian besar. 

Bahkan, ada dari mereka berasal dari kernet dan sopir bus. Siapa saja mereka?Dirangkum vozpublica.id dari berbagai sumber, berikut tujuh pemilik PO bus berasal dari sopir dan kernet.

Baca Juga

Viral Mobil Mewah Lexus LM350 Dipakai Jualan di Pinggir Jalan, Kembaliannya Uang Gepokan

1. PO Harapan Jaya 

PO Harapan Jaya merupakan salah satu PO yang sangat legendaris karena sudah beroperasi sejak 1972. Saat ini, PO kebanggaan masyarakat Tulungagung, Jawa Timur itu dinakhodai Sugio Utomo dan terus mengalami perkembangan sangat pesat. 

Baca Juga

Viral Mobil Mewah Lexus LM Ganti Logo Jadi Daihatsu Luxio, Netizen Ngakak: Bercandanya Mahal

Siapa nyana, PO Harapan Jaya justru dirintis dengan cerita melankolis yang dari seorang pria bernama Harjaya Cahyana. Awalnya Harjaya Cahyana adalah seorang sopir bus Nusantara yang punya banyak pengalaman trayek antar provinsi. 

Setelah malang melintang jadi sopir bus, Harjaya Cahyana kemudian mencoba mendirikan PO dengan membeli satu bus.  "Satu unit bus itu kira-kira senilai Rp350 juta waktu itu," ujar Sugio Utomo dikutip kanal YouTube PerpalzTV. 

Baca Juga

8 PO Bus dengan Penggemar Terbanyak di Sosial Media

Pengorbanan sebesar itu ternyata membawakan hasil buat Harjaya Cahyana. Bus yang dia miliki jadi pilihan masyarakat Tulungagung yang ingin ke Surabaya. Tidak butuh waktu lama akhirnya Harjaya Cahyana menambah bus hingga tiga unit. 

Dibantu sang istri dalam berbisnis, Harjaya mengoperasikan ketiga armada busnya dengan trayek Surabaya-Tulungagung pulang pergi (PP). Pada 1990-an, PO Harapan Jaya semakin berkembang hingga menambah kembali beberapa armada.

Pada 1993, bus yang memiliki julukan Kuda Oranye ini kembali membuka trayek baru, yaitu Tulungagung-Jakarta. Ini membuat mereka terus menambah armada. 

Pada 2000, armada PO Harapan Jaya mencapai 85 unit dan kembali membuka berbagai rute baru. Hingga kini, PO Harapan Jaya memiliki berbagai layanan, seperti bus Antar Kota Dalam Provinisi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dan bus pariwisata.